Dari dua peran diatas, maka Sang Ibu yg "pembohong" sudah dengan sangat baik mengajarkan apa itu keikhlasan dan Sang Bapak sudah dengan sangat hebat mengajarkan ketegaran...
Kemudian yg terpenting adalah sudahkah kita mengambil peran sebagai pengingat yg baik buat beliau2 ini? Kapan terakhir kita bersilahturahmi dengan beliau2? Kapan terakhir kita mengucapkan minimal kosa kata terima kasih kepada beliau2? Kapan kita bicara dengan beliau2 walaupun hanya sekedar lewat telpon karena terpisah oleh jarak? Mari kita ambil telpon kita, mari kita silahturahmi dengan beliau2 minimal menanyakan kabar dan kondisi kesehatan beliau...
Mari kita ambil telpon kita, untuk menghubungi "pembohong" dan "pemarah" yg baik itu, sekedar menanyakan kabar terakhir beliau2...
Karena ada cerita, seorang Ibu yg setiap Jum'at pagi sehabis subuh sudah rapi mandi pagi dengan setia duduk di dekat meja telpon, menunggu telpon dari Sang Anak yg memang membiasakan tiap Jum'at pagi untuk menghubungi Sang Ibu, dan buat Sang Ibu itu sudah kebahagiaan yg luar biasa...