Pelukis Kedua melukis rabi itu dengan kemegahan raja, namun mata yang buta dan kaki pincang telah dihilangkan. Rabi itu juga merasa dihina karena telah dihilangkan keberadaannya dirinya yang asli, sehingga pelukis kedua juga dibununya.
Pelukis Ketiga ia melukis rabi itu dalam sebuah pertempuran, dan ia menjadi pertempuran tersebut. Dalam pertempuran tersebut, digambarkan sedang membidik busur panah dengan satu mata tertutup dan satu kaki diangkat di tepian kereta kuda. pelukis ketiga ini melukis mata rabi yang buta dengan cara menggambarkannya seperti seorang yang sedang membidik busur panah yang tentunya setiap pemanah pasti menutup satu matanya. Hal ini memang benar menggambarkan keberadaan rabi yang matanya buta, namun harga dirinya tetap terjaga sebagai orang berpengaruh. Begitu juga dengan penggambaran kakinya yang seolah-olah sedang diangkat ketepian kereta kuda.