Kedua, tekanan sosial dari lingkungan sekitar turut memainkan peran dalam kegalauan remaja. Standar kecantikan, prestasi, dan popularitas yang dipromosikan oleh media sosial dan budaya pop, memberikan tekanan tambahan bagi remaja. Mereka mungkin merasa tidak mampu mencapai standar ini, dan hal itu dapat merusak kepercayaan diri dan citra tubuh mereka. Disisi lain, tekanan dari orangtua, teman sebaya, dan masyarakat juga dapat menciptakan ketidakpastian dan konflik batin pada remaja. Hal tersebut dapat merembes ke dalam kekhawatiran tentang masa depan dan ekspektasi yang terlalu tinggi.
Terakhir, identitas diri remaja mungkin menjadi terombang-ambing di tengah gempuran informasi dan tuntutan dari luar. Penggunaan media sosial seringkali memperparah perasaan identitas diri yang rapuh. Comparing diri dengan orang lain secara online dapat mengganggu proses penemuan identitas diri remaja. Mereka mungkin merasa kehilangan atau tidak yakin tentang siapa sebenarnya diri mereka. Tekanan untuk menjadi 'seseorang' di mata orang lain juga bisa membingungkan untuk remaja dalam menemukan jati diri mereka.