Ternyata, emosi adalah sesuatu yang memang terjadi bukan hanya di ‘hati’, namun berasal dari reaksi fisik. Dalam sebuah referensi lainnya disebutkan bagaimana kita bisa mengatasi rasa takut kita adalah dengan mengenali penyebabnya terlebih dahulu. Apa saja sih penyebab takut itu? Takut bisa disebabkan oleh kejadian traumatis di masa lalu. Kejadian ini mungkin sudah berlangsung dari lama, namun dampak traumanya terus berkesan di otak, hingga kita mungkin akan mengalami takut yang sama walaupun kita sudah dewasa. Takut sebenarnya adalah bentuk survival dari diri atau perlindungan diri agar dampak tidak mengenakkan di masa lalu tidak terjadi lagi. Boleh saja sih sebenarnya kita melindungi diri dari rasa tidak nyaman yang diakibatkan dari takut tersebut. namun, seperti tadi yang dibahas di awal, bahwa yang nyata itu bahayanya, sedangkan rasa takut adalah pilihan.
Ada sebuah cerita mengenai rasa takut ini. Ada seseorang yang sudah dewasa namun ia sangat takut ketika melihat balon. Ia bisa berteriak-teriak dan lari tunggang langgang jika ia menlihat balon. Selidik punya selidik, ternyata orang ini pernah mengalami kejadian yang tidak nyaman dengan balon. Ketika kecil, ada balon yang meledak tepat di depan matanya. Sejak itu, ia seperti phobia terhadap balon. Balon adalah bagai monster baginya dan sesunggguhnya ia punya pilihan takut atau berani ketika melihat balon. Di sinilah dibutuhkan logika yang terbuka dan sehat untuk ‘menilai’ kembali apakah tepat jika kita takut kepada balon.