Dalam waktu yang mengharukan, gejala epilepsi Charlotte terbukti berkurang secara signifikan setelah mengonsumsi minyak CBD. Dia pun mulai mendapatkan kehidupan yang lebih baik, mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan mengalami perkembangan yang luar biasa. Kisah Charlotte Figi menjadi terkenal setelah CNN menayangkan dokumenter berjudul "Weed" karya Sanjay Gupta pada tahun 2013, yang mengulas penggunaan cannabis untuk tujuan medis, termasuk pengobatan epilepsi pada anak-anak.
Pemaparan kisah Charlotte Figi dalam media mengundang perhatian banyak orang di seluruh dunia, membuatnya menjadi simbol harapan bagi mereka yang juga menghadapi kondisi medis serupa. Sejak saat itu, minyak CBD mulai diperbincangkan secara luas sebagai alternatif pengobatan untuk berbagai kondisi kesehatan, meskipun masih menuai kontroversi di berbagai negara.
Bagi keluarga Figi, penemuan pengobatan alternatif ini tentu membawa harapan baru. Charlotte mampu menjalani kehidupannya dengan lebih baik, meskipun tetap harus menghadapi tantangan karena Sindrom Rett yang tidak mudah. Namun, pada usia 13 tahun, Charlotte Figi meninggal dunia akibat infeksi yang serius. Meskipun kisah hidupnya berakhir, pengaruhnya tetap membawa dampak yang besar dalam dunia medis dan masyarakat umum.
Kisah perjuangan Charlotte Figi juga memicu perdebatan tentang penggunaan minyak CBD dan cannabis untuk keperluan medis. Banyak yang mendukung langkah ini sebagai peluang untuk pengobatan alternatif yang efektif, namun juga banyak yang masih meragukan keamanan dan efektivitasnya. Perdebatan ini menjadi pusat perhatian para ahli kesehatan, ilmuwan, dan pemerintah dalam mengatur penggunaan cannabis dan derivatifnya untuk tujuan medis.