Uniknya, proses pembuatan produk tonik Freshair dilakukan menggunakan nanoteknologi, yang menghasilkan partikel produk yang cenderung kecil. Hal ini memungkinkan Freshair untuk diserap secara optimal pada kulit kepala. Produk ini juga dikemas menggunakan botol long nozzle spray sehingga penggunaannya sangat praktis dan dapat digunakan kapan pun dan di mana pun. Selain itu, kemasan sekunder Freshair menggunakan boks berbahan ivory yang ramah lingkungan, sesuai dengan semangat untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan.
Menurut Ayu Nafitsya Divaniani, produk ini memiliki potensi besar untuk memasuki pasar perawatan rambut di Indonesia. Hal ini terbukti dengan pergeseran pola konsumsi masyarakat yang kini beralih dari produk konvensional menuju produk yang lebih ramah lingkungan dan memiliki manfaat yang lebih alami.
Keberhasilan mahasiswa Unpad tersebut memberikan inspirasi besar bagi dunia pendidikan dan industri. Mereka telah membuktikan bahwa inovasi dapat lahir dari sumber daya alam yang ada di sekitar kita, termasuk limbah pertanian yang sering dianggap tidak memiliki nilai ekonomi. Selain itu, kolaborasi lintas disiplin ilmu antara mahasiswa Agroteknologi, Agribisnis, dan Farmasi, membuka peluang untuk pengembangan produk-produk inovatif lainnya di masa depan.