Tertawa adalah bahasa universal, namun humor itu sendiri sangatlah relatif. Apa yang dianggap lucu di satu budaya, mungkin dianggap aneh atau bahkan ofensif di budaya lain. Perbedaan ini muncul karena humor sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, norma sosial, sejarah, dan pengalaman hidup yang unik dari setiap budaya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Humor Lintas Budaya
Nilai-nilai Budaya: Setiap budaya memiliki nilai-nilai inti yang berbeda-beda. Humor seringkali merefleksikan dan mengolok-olok nilai-nilai ini. Misalnya, dalam budaya individualis, humor seringkali menyoroti keunikan individu, sedangkan dalam budaya kolektif, humor lebih sering mengacu pada pengalaman bersama.
Norma Sosial: Norma sosial yang berbeda dapat mempengaruhi jenis humor yang dianggap pantas. Apa yang dianggap lucu dalam satu konteks sosial, mungkin dianggap tidak pantas dalam konteks sosial yang lain.
Sejarah dan Pengalaman: Peristiwa sejarah dan pengalaman kolektif suatu budaya dapat membentuk selera humor yang unik. Misalnya, budaya yang pernah mengalami perang mungkin memiliki selera humor yang lebih gelap dibandingkan budaya yang lebih damai.
Bahasa: Bahasa adalah alat yang sangat penting dalam menyampaikan humor. Banyak lelucon bergantung pada permainan kata, nuansa bahasa, dan konotasi yang mungkin tidak dapat diterjemahkan secara langsung ke bahasa lain.