Tampang

Tren Menjadi ‘Childfree’: Keputusan Pribadi atau Tekanan Sosial?

20 Mei 2025 21:37 wib. 106
0 0
childfree
Sumber foto: Pinterest

Ketiga, ada yang memilih childfree karena kesadaran lingkungan. Mereka khawatir dengan masalah overpopulation dan dampak buruknya terhadap bumi. Mereka merasa, dengan tidak memiliki anak, mereka ikut berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon dan tekanan pada sumber daya alam.

Namun, di sisi lain, nggak bisa dimungkiri kalau ada juga tekanan sosial yang, secara nggak langsung, memengaruhi keputusan ini. Meskipun childfree dipandang sebagai pilihan modern, di beberapa lingkaran sosial, ada pandangan ekstrem yang seolah "mewajibkan" gaya hidup tertentu. Misalnya, ada tren di media sosial yang mengelu-elukan kebebasan dan kemandirian, dan kadang secara nggak sadar, bisa membuat orang yang memilih memiliki anak merasa kurang "keren" atau kurang "bebas". Ini bukan tekanan langsung untuk menjadi childfree, tapi semacam vibe yang mengarahkan ke sana.

Sebaliknya, tekanan sosial untuk punya anak justru masih sangat kuat di banyak budaya, termasuk di Indonesia. Pertanyaan "kapan punya anak?" atau "kok belum ada isinya?" sering banget jadi boomerang di acara keluarga. Tekanan ini bisa sangat membebani, terutama bagi pasangan yang sudah menikah. Bagi sebagian orang, memilih childfree mungkin juga adalah respons atau pemberontakan terhadap tekanan sosial untuk terus-menerus mengikuti norma yang ada. Ini adalah cara mereka menegaskan otonomi dan kontrol atas tubuh serta hidup mereka.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?