Perangkat audio dengan teknologi peredam bising semakin populer dalam kehidupan sehari-hari karena kemampuannya mengurangi suara latar yang mengganggu. Namun, penggunaannya yang tidak bijak dapat berdampak buruk pada kesehatan telinga. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk tetap menikmati manfaatnya tanpa membahayakan pendengaran.
Bagaimana Teknologi Peredam Bising Bekerja?
Dilansir dari Channel News Asia pada Senin (17/3), perangkat peredam bising menggunakan mikrofon internal untuk mendeteksi suara di sekitar dan menghasilkan gelombang suara berlawanan guna menetralkan kebisingan. Tiga jenis perangkat yang umum menggunakan teknologi ini adalah earphone, earbud, dan headphone.
Secara desain, earphone masuk ke dalam liang telinga, sedangkan earbud hanya menempel di bagian luar. Sementara itu, headphone menutupi seluruh telinga, memberikan lapisan tambahan dalam menghalangi suara bising dari lingkungan sekitar. Dari ketiganya, headphone dinilai paling efektif dalam meredam kebisingan.
Dampak Suara Berlebihan pada Telinga
Menurut Dr. Neo Wei Li, konsultan di Departemen THT – Bedah Kepala & Leher di Rumah Sakit Umum Sengkang, batas aman untuk mendengar suara dengan intensitas 100 dB atau lebih tinggi adalah 15 menit. Jika melebihi batas tersebut, risiko gangguan pendengaran meningkat.
Menariknya, studi menunjukkan bahwa pengguna earphone biasa cenderung menaikkan volume saat berada di lingkungan bising. Sebaliknya, mereka yang menggunakan perangkat peredam bising aktif tidak perlu menaikkan volume setinggi itu, sehingga teknologi ini dapat membantu melindungi telinga dari paparan suara berlebih.