"Seringkali ini disebut 'karier palsu'—aktif tapi tidak produktif secara finansial," ujar Dian Sari, dosen dan peneliti ketenagakerjaan dari UI.
Kurangnya Perlindungan dan Ketidakjelasan Arah Karier
ILO mengingatkan bahwa tren gig economy yang tidak diatur dengan baik dapat menciptakan kelas pekerja baru yang rentan. Sementara BPJS Ketenagakerjaan dan lembaga pemerintah belum sepenuhnya menjangkau sektor informal digital.
Bahkan, HRD dari beberapa startup mengakui bahwa mereka jarang menjadikan freelancer sebagai bagian dari pengembangan SDM jangka panjang. “Freelancer dianggap tenaga serabutan, bukan aset,” kata Livia, HR Manager startup fintech di Jakarta.
Kebijakan Harus Menyesuaikan Realitas Baru Dunia Kerja
Pakar ketenagakerjaan menyarankan agar regulasi kerja, pelatihan keterampilan, dan sistem jaminan sosial diperluas untuk mencakup pekerja lepas digital. Tanpa itu, kita akan menciptakan generasi kerja tanpa masa depan.