Pekerja yang masuk dalam kategori gila kerja menunjukkan gejala ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau perilaku hiperaktif, OCD atau gangguan obsesif-kompulsif, kecemasan, dan depresi.
“Para workaholic mendapat nilai yang tinggi di semua gejala psikologis itu dibanding non-workaholic,” kata Cecilie Schou Andreassen, peneliti dari Departemen Ilmu Psikososial di Universitas Bergen, Norwegia.
Sebanyak 32,7 persen penggila kerja menunjukkan gejala hiperaktif, 33,8 persen mengalami kecemasan berlebih, dan 25 persen mengalami gejala OCD.
“Karena itu, bekerja hingga pada tahap ekstrem mungkin merupakan pertanda adanya masalah psikologis dan emosional,” kata Andreassen. “Namun apakah gangguan psikologis ini yang menyebabkan seseorang menjadi gila kerja atau sebaliknya, belum diketahui pasti.”