Asmoko menjelaskan bahwa pada kasus atrial septal defect (ASD), atau lubang pada dinding antara bilik jantung, lubang berukuran kecil terkadang bisa menutup dengan sendirinya seiring pertumbuhan anak. Namun, bila lubang cukup besar, kebocoran aliran darah dapat membuat jantung bekerja lebih berat dan memicu komplikasi serius.
Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain gagal jantung, gagal ginjal akibat aliran darah yang tidak optimal, serta hipertensi paru karena tekanan darah tinggi terus membanjiri paru-paru. Kondisi ini juga bisa diperburuk oleh infektif endokarditis, yakni infeksi jantung akibat kuman yang masuk melalui pembuluh darah, misalnya dari gigi yang berlubang.
“Kalau sudah ada komplikasi seperti gagal jantung atau hipertensi paru, obat-obatan hanya bisa meredakan gejala, bukan menyembuhkan. Kalau kelainannya ada di struktur jantung, maka struktur itu yang harus diperbaiki,” ujarnya.