Fenomena yang sering disebut "fatherless" menggambarkan situasi di mana anak kurang mendapat perhatian dan peran ayah, baik secara fisik maupun emosional. Meskipun ayah secara fisik masih ada, jarang sekali ada interaksi yang bermakna, terutama di tengah kesibukan dan tantangan kehidupan modern, khususnya di lingkungan perkotaan di Indonesia. Dalam menanggapi fenomena ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan strategis melalui Surat Edaran tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Inisiatif ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan kekurangan peran ayah dan menjadi simbol perubahan dalam gaya pengasuhan di keluarga. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, menekankan bahwa gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi ayah dalam pengasuhan anak, sebagai bagian dari program Gerakan Ayah Teladan Indonesia.