Pemerintah Indonesia merencanakan penyesuaian harga tiket pesawat dalam periode lima tahunan. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan bahwa pemerintah akan menyusun peta jalan (roadmap) guna menjadikan harga tiket pesawat lebih terjangkau bagi masyarakat sesuai dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto. Langkah ini diambil untuk mengurangi dampak kenaikan harga tiket yang signifikan, terutama saat musim libur dengan trafik penumpang yang tinggi.
Erick Thohir menjelaskan, "Tiket musiman ini cenderung mengalami lonjakan dan penurunan dalam kurun waktu tertentu. Kita butuh perencanaan jangka panjang untuk lima tahun ke depan." Pihak terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan juga turut serta dalam penyusunan rencana penyesuaian tiket dalam kurun waktu lima tahun.
Selain itu, Erick menegaskan bahwa kebijakan harga tiket yang terjangkau bagi masyarakat tidak hanya dilakukan oleh perusahaan BUMN, tetapi juga oleh pihak swasta dalam industri penerbangan.
Dalam upaya menjadikan penerbangan lebih terjangkau, pemerintah telah memberlakukan potongan harga tarif sebesar 50% atas Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC) di bandara InJourney.
Dampak dari kebijakan ini dirasakan oleh 37 bandara dan seluruh rute penerbangan domestik kelas ekonomi pada periode pemesanan tiket antara 1 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 dengan keberangkatan penerbangan pada masa Angkutan Natal dan Tahun Baru, yakni antara 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.