Sebuah laporan terbaru oleh Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkap data yang mengejutkan terkait pengangguran di kalangan pekerja Gen Z. Dari hasil survei tersebut, sekira enam dari 10 perusahaan melaporkan telah memutuskan untuk memberhentikan lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini.
Alasan-alasan di balik keputusan ini pun dibocorkan, antara lain kurangnya motivasi dari karyawan, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk. Data yang diungkapkan juga menunjukkan bahwa terdapat sepuluh alasan utama mengapa perusahaan memutuskan untuk mencopot karyawan Gen Z yang mereka rekrut, antara lain:
1. Kurangnya motivasi atau inisiatif - 50 persen
2. Kurangnya profesionalisme - 46 persen
3. Keterampilan berorganisasi yang buruk - 42 persen
4. Keterampilan komunikasi yang buruk - 39 persen
5. Kesulitan menerima feedback - 38 persen
6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan - 38 persen
7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk - 34 persen
8. Keterampilan teknis yang tidak memadai - 31 persen
9. Ketidakcocokan budaya - 31 persen
10. Kesulitan bekerja dalam tim - 30 persen
Dengan adanya data-data tersebut, terlihat jelas bahwa karyawan Gen Z masih memiliki sejumlah kelemahan yang perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi harapan perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini juga menegaskan bahwa ada kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh generasi muda dan tuntutan dunia kerja.