Tampang.com | Banyak orang sering kali merasa bingung dengan istilah-istilah seperti refluks asam (acid reflux), heartburn, dan GERD (Penyakit Refluks Gastroesofagus). Ketiga istilah ini sering dipakai secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami. memahami dengan jelas perbedaan antara refluks asam, heartburn, dan GERD adalah langkah awal yang krusial, terutama saat mencari pengobatan yang tepat.
Refluks Asam
Refluks asam adalah suatu kondisi ketika asam lambung kembali naik ke esofagus, yang dalam istilah medis disebut kerongkongan. Walau tubuh biasanya memiliki mekanisme untuk mencegah hal ini, mekanisme tersebut bisa terganggu ketika katup sphincter esofagus bagian bawah (LES) melemah atau tidak berfungsi dengan optimal. Akibatnya, asam lambung bisa naik, menyebabkan ketidaknyamanan dan sensasi terbakar yang dikenal dengan istilah heartburn.
Dikutip dari sumber medis terkemuka, seperti Pfizer, isi perut yang meliputi asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan, menimbulkan rasa terbakar dan tidak nyaman. Walaupun refluks asam dapat terjadi pada siapapun dari sesekali, frekuensi yang tinggi menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius. Jenis makanan tertentu seperti makanan berlemak, pedas, alkohol, dan kebiasaan makan yang buruk bisa memicu terjadinya refluks asam. Mengubah gaya hidup, seperti menjaga pola makan dan tidak berbaring setelah makan, biasanya dapat membantu mengatasi masalah ini.
Heartburn
Heartburn adalah gejala umum yang muncul sebagai akibat dari refluks asam. Sensasi terbakar ini dapat terasa di dada atau tenggorokan dan seringkali terjadi setelah makan atau ketika berbaring. Pada beberapa orang, heartburn menjadi lebih parah akibat makanan tertentu atau kebiasaan sehari-hari yang tidak sehat. Meski heartburn tidak selalu menjadi tanda serius, munculnya gejala ini secara berulang bisa jadi alamat persoalan yang lebih dalam.