Ancaman siber lokal sedang menjadi perhatian serius bagi bisnis di Indonesia. Menurut Data Kaspersky, lebih dari 16,4 juta ancaman siber lokal telah terdeteksi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ancaman siber lokal ini merupakan ancaman yang berasal dari dalam negeri atau wilayah terdekat yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan, entitas pemerintah, dan masyarakat umum. Dalam konteks bisnis, keberadaan ancaman siber lokal dapat menimbulkan dampak yang merugikan, seperti kebocoran data sensitif, kerugian finansial, dan hilangnya kepercayaan dari pelanggan.
Asosiasi Teknologi Informasi Indonesia (ATII) mencatat bahwa ancaman siber lokal semakin meningkat di Indonesia. Hal ini terlihat dari peningkatan kasus malware, serangan phishing, dan ransomware yang menyasar perusahaan-perusahaan di tanah air. Ancaman siber lokal juga mencakup serangan internal yang dilakukan oleh pihak dalam organisasi, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Semua ini menunjukkan bahwa keamanan informasi dan data di Indonesia masih rentan terhadap ancaman siber lokal.
Salah satu bentuk ancaman siber lokal yang kerap terjadi di Indonesia adalah serangan malware. Malware merupakan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak atau memanipulasi sistem komputer, serta mencuri informasi rahasia. Dengan makin banyaknya bisnis yang mengandalkan teknologi informasi dan internet dalam operasional mereka, serangan malware dapat menyebabkan gangguan serius terhadap produktivitas dan keamanan perusahaan.