Penyebab lain mengapa lagu lawas sering memicu nostalgia adalah faktor psikologis yang terkait dengan identitas diri. Musik sering kali berfungsi sebagai representasi identitas kita. Misalnya, seseorang yang tumbuh di tahun 90-an mungkin akan memiliki keterikatan yang lebih tinggi dengan lagu-lagu dari era tersebut. Saat mendengar lagu-lagu tersebut, mereka merasa terhubung dengan diri mereka yang lebih muda dan mengenang kembali siapa mereka dan bagaimana mereka berkembang seiring waktu. Perasaan ini jelas menciptakan ruang bagi nostalgia yang membuat kita merindukan masa-masa tersebut.
Selain itu, pengalaman bersama teman dan keluarga juga menjadi penyebab kuat di balik nostalgia lagu-lagu lawas. Banyak orang memiliki kenangan yang mengesankan saat mendengarkan lagu-lagu tertentu bersama orang-orang terkasih. Misalnya, lagu yang diputar pada saat pernikahan, reuni, atau bahkan saat liburan bersama keluarga. Ketika mendengar lagu-lagu ini, ingatan akan momen-momen tersebut kembali hidup, dan dengan mudah kita bisa merasakan kebahagiaan yang muncul dari kenangan tersebut.
Ada juga aspek fisiologis yang turut andil dalam mengalami nostalgia. Musik dapat memicu pelepasan hormon dopamin, yang terkait dengan perasaan senang dan bahagia. Ketika kita mendengarkan lagu-lagu lawas yang kita sukai, hal ini dapat memicu respon otak yang positif, menciptakan perasaan nyaman dan bahagia. Efek ini berkontribusi pada rasa nostalgia kita, membuat kita ingin mendengarkan lagu-lagu tersebut berulang kali.