Faktor lanjut yang dapat menjelaskan fenomena ini adalah kurangnya rutinitas atau kebiasaan. Ketika kita tidak memiliki tempat tetap untuk menyimpan barang-barang penting, kita lebih mungkin untuk kehilangan jejaknya. Misalnya, jika kita tidak terbiasa meletakkan kunci di satu tempat tertentu setiap kali pulang, kita berisiko menyimpannya di tempat yang tidak terduga, mengakibatkan kita sulit untuk mengingat di mana kita meletakkannya. Dengan tidak ada pola yang konsisten, otak kita kesulitan untuk membentuk ingatan yang kuat tentang posisi barang yang kita pegang.
Proses penuaan juga dapat berkontribusi pada kesulitan ini. Seiring bertambahnya usia, kemampuan kognitif kita cenderung mengalami penurunan. Memori jangka pendek, khususnya, dapat dipengaruhi oleh perubahan fisik dalam otak, sehingga membuat kita lebih rentan untuk lupa meletakkan barang yang baru saja kita pegang. Penelitian menunjukkan bahwa memori momen-momen sehari-hari kita dapat berkurang seiring bertambahnya usia, yang semakin memperbesar kemungkinan kita melupakan barang.
Terakhir, faktor teknologi juga berperan dalam fenomena ini. Kehadiran gadget modern membuat kita menjadi lebih bergantung pada teknologi untuk mengingat hal-hal. Misalnya, jika kita terbiasa menggunakan aplikasi pengingat untuk mencatat janji atau barang yang kita butuhkan, kita mungkin lebih cenderung untuk tidak memperhatikan barang fisik yang ada di depan kita. Kecenderungan ini dapat membuat kita lebih rentan terhadap pelupa, karena kita mengalihkan fungsi ingatan kepada alat teknologi daripada menggunakan ingatan kita secara aktif.