Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa proses ini terjadi sebagai bagian dari mekanisme tubuh untuk mengatur aliran udara. Ketika satu sisi hidung tersumbat, jaringan di sisi lainnya dapat mengendur, memberikan lebih banyak ruang untuk bernafas. Ini adalah cara tubuh mengatur diri untuk memastikan suplai oksigen tetap optimal meskipun ada penyumbatan di satu sisi. Dalam konteks ini, hidung berfungsi sebagai sistem penyaringan yang dinamis, beradaptasi dengan keadaan yang berubah.
Namun, pemindahan hidung tersumbat ini juga dapat disebabkan oleh faktor alergi. Misalnya, jika seseorang terpapar alergen tertentu seperti debu atau serbuk sari, bisa jadi satu sisi hidung akan bereaksi lebih cepat dibandingkan sisi lainnya. Hidung akan bereaksi dengan cara menghasilkan lebih banyak lendir di sisi yang terpapar, menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan di sisi tersebut.
Penyebab lain yang sering kali menjadi alasan tersumbatnya hidung adalah adanya polip hidung atau deviated septum (septum hidung yang bengkok). Kondisi ini dapat mempengaruhi aliran udara secara signifikan. Apabila ada polip atau septum yang tidak simetris, maka kemungkinan besar satu sisi hidung akan lebih tersumbat dari sisi lainnya.
