Para peneliti secara teratur mengumpulkan sampel darah, air kencing dan air liur dari relawan laki-laki yang mencoba berhenti merokok sampai tiga bulan setelah berhenti merokok. Untuk meminimalkan efek nutrisi pada metabolisme, para peneliti mengendalikan secara ketat diet para sukarelawan selama empat pasien rawat inap. Untuk memastikan kepatuhan, mereka mengukur kadar karbon monoksida dan cotinine, metabolit nikotin yang dapat dideteksi dalam air kencing dan air liur selama beberapa hari setelah seseorang merokok. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menganalisis sampel percobaan dengan pendekatan sidik jari metabolik yang tidak ditargetkan. Secara keseluruhan, para periset mengidentifikasi 52 metabolit yang secara signifikan berubah setelah subyek berhenti merokok, termasuk beberapa yang menunjukkan perubahan reversibel terhadap profil metabolik nonsmoker. Tim tersebut menyimpulkan bahwa senyawa ini suatu hari nanti dapat digunakan sebagai biomarker untuk perubahan biologis akibat merokok. Selain itu, para periset menyatakan bahwa metode yang dipublikasikan juga berguna untuk mengevaluasi manfaat, jika ada, untuk perokok saat beralih ke produk baru seperti rokok elektronik.