3. Rutinitas dan Kebiasaan
Ketika kita masih kecil, hidup kita penuh dengan perubahan dan pengalaman baru. Pertumbuhan fisik, pembelajaran, dan interaksi sosial yang intensif membuat hari-hari terasa panjang. Sebaliknya, pada masa dewasa, rutinitas dan kebiasaan seringkali menguasai hidup kita. Hari-hari yang serupa dan kegiatan yang berulang menyebabkan kita merasa bahwa waktu berjalan dengan lebih cepat. Ketika kita tidak mengingat momen-momen berharga karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawab, waktu cenderung hilang begitu saja dari ingatan kita.
4. Aktivitas Mental yang Berkurang
Salah satu penyebab lain waktu terasa lebih cepat adalah berkurangnya aktivitas mental yang kaya. Anak-anak seringkali belajar dan beradaptasi dengan hal-hal baru, yang merangsang pikiran mereka. Saat kita tumbuh dewasa, banyak dari kita terjebak dalam pekerjaan dan tanggung jawab sehari-hari yang monoton. Kurangnya variasi dalam pengalaman hidup membuat otak kita kurang terstimulasi, sehingga momen-momen yang kita jalani tidak diingat dengan jelas.
5. Tuntutan Hidup
Orang dewasa biasanya memiliki lebih banyak tanggung jawab dibandingkan saat mereka masih anak-anak. Pekerjaan, keluarga, dan kewajiban finansial seringkali menjadi fokus utama. Dengan pikiran yang terbagi antara berbagai tuntutan dan stres sehari-hari, kita cenderung tidak sepenuhnya hadir di saat-saat yang kita jalani. Hal ini mengakibatkan pengalaman yang kita alami tidak dirasakan secara maksimal, sehingga menciptakan perasaan bahwa waktu melesat lebih cepat.