Alasan berikutnya adalah kekosongan lambung. Saat perut kosong, dindingnya tertekan, dan suara dari proses pergerakan otot-otot ini menjadi lebih terdengar. Dalam keadaan lapar, perut kita tidak hanya menjadi kosong secara fisik, tetapi juga aktif berlatih untuk mengeluarkan suara. Usus dan lambung terus bergerak untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang masih ada, sehingga kontraksi ini menciptakan suara yang dapat kita dengar.
Penyebab lain yang mungkin adalah adanya akumulasi gas dalam saluran pencernaan. Selama pencernaan, makanan yang kita konsumsi juga memproduksi gas sebagai hasil samping. Ketika kita lapar dan perut tidak terisi, gas ini tidak memiliki banyak tempat untuk bergerak dan dapat menghasilkan suara saat otot-otot gastrointestinal berkontraksi. Ini sangat umum terjadi, terutama bagi mereka yang memiliki pola makan tertentu, seperti yang mengandung banyak serat yang dicerna lebih lambat.
Kita juga tidak bisa mengabaikan pengaruh psikologis terhadap fenomena ini. Terkadang, saat kita melihat makanan atau merasakan lapar, perut kita mulai "bereaksi" bahkan sebelum kita benar-benar makan. Proses ini dipicu oleh respons otak yang akan mengirim sinyal ke saluran pencernaan untuk bersiap-siap menerima makanan. Sehingga, tanpa kita sadari, suara perut bisa muncul sebagai respons terhadap sinyal visual atau pikiran tentang makanan.