Namun, pertanyaannya kemudian: jika tisu dianggap tidak efektif, mengapa tetap digunakan luas di Barat? Salah satu penjelasan paling masuk akal datang dari faktor iklim. Negara-negara Barat, terutama yang beriklim dingin, memiliki suhu rendah yang membuat penggunaan air terasa tidak nyaman, bahkan bisa membuat tubuh menggigil. Oleh karena itu, banyak orang di sana yang lebih memilih tisu sebagai cara praktis dan ‘hangat’ untuk membersihkan diri. Sebaliknya, masyarakat di wilayah tropis merasa tidak lengkap jika tidak menggunakan air, karena air justru memberikan sensasi segar.
Situs Buzz Feed menyebutkan bahwa cuaca dingin membuat masyarakat Barat cenderung menghindari kontak langsung dengan air, termasuk untuk mandi dan cebok. Jadi, penggunaan tisu bukan hanya soal budaya, tetapi juga adaptasi terhadap lingkungan.
Faktor keagamaan juga tidak bisa diabaikan. Dalam Islam, Hindu, dan beberapa ajaran agama Timur lainnya, kebersihan setelah buang air besar dianggap sangat penting dan dianjurkan menggunakan air. Inilah sebabnya masyarakat dari budaya-budaya tersebut cenderung merasa tidak bersih jika hanya menggunakan tisu.
CNN International mencatat bahwa tren penggunaan tisu toilet di Barat melonjak seiring berkembangnya industri tisu, terutama setelah inovasi tisu gulung diperkenalkan pada tahun 1890. Sejak saat itu, tisu toilet menjadi barang kebutuhan sehari-hari di banyak rumah tangga, dan lama-lama menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Barat.
Namun, bukan hanya faktor iklim dan budaya yang memengaruhi kebiasaan ini. Pola makan juga memainkan peran penting. Masyarakat Barat biasanya mengonsumsi makanan rendah serat, seperti daging, keju, dan makanan olahan. Pola makan ini menghasilkan tinja yang lebih padat dan kering, sehingga cukup dibersihkan dengan tisu. Sebaliknya, masyarakat di Asia, Afrika, dan beberapa bagian Eropa lebih banyak makan sayur dan buah yang tinggi serat, yang menyebabkan kotoran cenderung lebih lunak dan lembap. Dalam kondisi seperti ini, membersihkan diri dengan air menjadi pilihan paling efektif.