Kombinasi antara kedua cara berpikir ini juga sangat penting. Dalam banyak situasi, kemampuan untuk berpikir cepat disertai dengan kemampuan untuk melakukan refleksi memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang mampu berpikir cepat dalam situasi krisis tetapi juga meluangkan waktu untuk merenungkan hasil keputusan tersebut akan lebih mungkin untuk meminimalkan risiko di masa depan dan memanfaatkan peluang yang ada.
Cara berpikir yang kita pilih juga mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Pemikir cepat sering kali lebih cenderung bersikap dominan dalam diskusi, sementara pemikir dalam mungkin lebih sabar dan mendengarkan pendapat orang lain dengan seksama. Dalam konteks kerja tim, memiliki berbagai cara berpikir bisa sangat bermanfaat. Tim yang terdiri dari banyak pemikir cepat dan pemikir dalam dapat saling melengkapi, sehingga menghasilkan keputusan yang lebih baik.
Di sisi lain, pentingnya refleksi dalam cara berpikir juga tidak bisa diabaikan. Tanpa refleksi yang cukup, pemikir cepat mungkin kehilangan informasi berharga yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bijak. Refleksi membantu kita untuk mempertimbangkan pengalaman masa lalu, menganalisis apa yang berhasil dan apa yang tidak, serta belajar dari kesalahan. Dalam konteks pendidikan, misalnya, refleksi mendalam terhadap pengalaman belajar memungkinkan kita memahami materi lebih baik dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis.