Jamila Musayeva menjelaskan bahwa makanan berbasis telur meskipun masih segar tetap mengeluarkan bau yang tajam ketika dipanaskan. Selain itu, risiko keracunan makanan juga lebih tinggi apabila makanan tidak disimpan dengan benar, mengingat suhu dan tekanan dalam pesawat dapat memengaruhi kualitas makanan.
3. Makanan Gorengan
Chicken nugget, onion rings, dan makanan goreng tepung lainnya memang menggugah selera, namun sebaiknya tidak menjadi pilihan untuk dikonsumsi di pesawat. Makanan ini tidak hanya melepaskan aroma minyak yang menyebar dengan cepat di udara kabin, tetapi juga cenderung menjadi lembek dan kurang nikmat jika dibiarkan dalam waktu lama.
Lebih dari itu, makanan gorengan juga tergolong berat bagi pencernaan dan bisa membuat perut terasa tidak nyaman—terutama saat terjadi turbulensi atau ketika tekanan udara di kabin berubah drastis. Jika ingin membawa makanan, sebaiknya pilih yang ringan dan minim minyak.
4. Kacang dan Sayuran Cruciferous
Kacang-kacangan, brokoli, kubis, dan kembang kol masuk dalam daftar makanan yang dapat menyebabkan produksi gas berlebih di dalam tubuh. Gas ini dapat menyebabkan kembung, rasa tidak nyaman di perut, bahkan kentut yang tidak disengaja. Di dalam pesawat yang penuh sesak dan tertutup, tentu tidak ada yang ingin duduk bersebelahan dengan seseorang yang sedang mengalami masalah pencernaan.
Whitmore menekankan bahwa menjaga kenyamanan bersama adalah bagian penting dari etika perjalanan udara. Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan yang bisa memicu masalah pencernaan berlebihan.
5. Makanan Kaya Krim dan Produk Susu
Hidangan seperti lasagna, pasta dengan saus Alfredo, atau macaroni and cheese tampak menggoda, tetapi tidak cocok dikonsumsi saat terbang. Produk berbasis susu dan krim seperti ini sulit dicerna di ketinggian dan cenderung menyebabkan kembung, rasa berat di perut, hingga mual.