Lebih ekstrim lagi, miliarder seperti RomanAbramovich dan AlisherUsmanov memilih jet komersial skala besar seperti Boeing787 dan AirbusA340—meski belakangan masuk daftar sanksi AS .
3. Solusi Alternatif: Sewa & Kepemilikan Bersama
Tak semua orang kaya memilih beli jet penuh. Ada opsi seperti fractional ownership (kepemilikan bersama) atau sewa melalui layanan seperti NetJets dan VistaJet forbes.com+4privatejetcardcomparisons.com+4forbes.com+4. SamirMane bahkan melepas jetnya dan beralih ke model langganan demi efisiensi.
4. Privasi dan Keamanan
Jet pribadi memungkinkan mereka menjaga privasi dan keamanan—hal yang sulit dicapai lewat penerbangan komersial. Namun, demi kerahasiaan, beberapa miliarder menggunakan perusahaan cangkang (LLC) agar penerbangan mereka tidak mudah terlacak .
5. Jet Pribadi: Praktikalitas, Bukan Gaya
HughChatham dari CFSJets menekankan bahwa banyak orang salah mengira jet pribadi identik dengan kenyamanan super. “Sebenarnya sering sempit dan tidak nyaman,” katanya, “tetapi tetap hemat waktu dan biaya operasional secara signifikan” .
Faktanya, pemilik jet pribadi bukan hanya soal gaya hidup, tapi nilai produktivitas nyata—bisa terbang langsung, pilih jadwal sendiri, dan tetap terhubung bisnis tanpa hambatan.
6. Kritik & Kesadaran Lingkungan
Namun belakangan muncul kritik dari kalangan miliarder teknologi muda yang lebih sadar lingkungan. Dilaporkan banyak dari mereka menolak jet pribadi demi menjaga reputasi soal jejak karbon . Trend ini menunjukkan pergeseran budaya—dari koleksi jet menjadi investasi sosial dan berkelanjutan.