Bayangkan Jika Ponsel Anda Hilang
Caro juga mengingatkan bahwa memiliki cadangan uang tunai sangat penting jika suatu saat Anda kehilangan akses ke ponsel. "Kalau saya kehilangan ponsel dan harus pulang naik taksi, apakah saya bisa membayarnya? Itulah titik panik saya," ujarnya. Pertanyaan reflektif semacam ini bisa menjadi tolok ukur yang baik dalam menentukan jumlah uang tunai yang sebaiknya dibawa.
Di sisi lain, Leslie Beck, CFP dari New Jersey, menambahkan bahwa uang tunai sangat berperan saat terjadi gangguan teknologi berskala besar—misalnya pemadaman listrik, kerusakan server sistem bank, atau gangguan sinyal internet. Dalam situasi seperti ini, menyimpan minimal Rp 500.000 di dompet bisa jadi penyelamat.
Jangan Berlebihan, Tapi Jangan Kosong Juga
Meski menyimpan uang tunai sangat dianjurkan, para ahli juga mengingatkan agar tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar. Sebab, uang fisik memiliki risiko lebih tinggi untuk hilang atau dicuri, berbeda dengan kartu debit atau kredit yang memiliki sistem perlindungan seperti blokir atau pengembalian dana.
Tipiwa Walker, CFP dari California, mengatakan, "Uang tunai tidak punya perlindungan seperti kartu. Jika hilang, ya sudah, hilang." Oleh karena itu, penting untuk tetap proporsional: cukup untuk berjaga-jaga, tapi tidak berlebihan.
Membawa uang tunai bukan berarti menolak kemajuan teknologi atau mengganti dompet digital. Justru, itu adalah bentuk strategi pengelolaan keuangan yang bijak—menggabungkan kenyamanan digital dengan cadangan fisik untuk kondisi darurat.