Dari segi ekonomi, charger ponsel atau alat elektronik lain yang terus dicolokkan ke sumber listrik akan tetap mengonsumsi daya, meskipun dalam jumlah kecil. Fenomena ini dikenal sebagai standby power. Sebagai contoh, pengisi daya baterai ponsel, rata-rata mengonsumsi daya sekitar 0,1 hingga 0,5 watt ketika tersambung colokan listrik tetapi tidak digunakan. Meskipun terlihat kecil, namun dalam setahun, penggunaan berulang dan akumulasi dari berbagai perangkat di rumah dapat meningkatkan tagihan listrik, meski hanya beberapa ribu rupiah. Oleh karena itu, mencabut charger setelah digunakan untuk mengisi daya perangkat elektronik tidak hanya membantu menghemat energi, tetapi juga membantu memperpanjang umur perangkat dan meminimalkan risiko teknis seperti panas berlebih.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Deny Hamdani. Menurutnya, tidak mencabut colokan peralatan elektronik, termasuk charger, dapat meningkatkan penggunaan listrik. Saat peralatan elektronik dimatikan tanpa memutus aliran listrik atau colokan, arus listrik sebenarnya tetap terpakai, baik untuk menyalakan lampu LED maupun untuk memproduksi panas. Meskipun memiliki watt kecil, kebiasaan ini akan meningkatkan penggunaan listrik jika terus-menerus dilakukan. Survei menunjukkan bahwa standby power dapat menyumbang hingga 10 persen dari total konsumsi listrik rumah tangga.