Sisi Negatif: Risiko Boros dan Kurangnya Kesadaran Finansial
Di balik kemudahan, ada risiko besar yang sering tidak disadari, yaitu kecenderungan untuk menjadi boros. Uang digital tidak terasa "nyata" seperti uang fisik. Ketika mengeluarkan uang tunai dari dompet, otak kita mengalami semacam "rasa sakit" kecil, yang membuat kita lebih sadar akan jumlah yang dihabiskan. Sebaliknya, saat hanya menekan tombol pay now atau menempelkan kartu, sensasi ini hilang. Transaksi terasa abstrak, membuat kita lebih mudah tergoda untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan.
Kurangnya kesadaran ini bisa berujung pada utang yang menumpuk. Banyak platform pembayaran digital menawarkan fitur "beli sekarang, bayar nanti" atau kartu kredit virtual. Tanpa pemahaman yang kuat tentang manajemen keuangan, godaan untuk menggunakan fitur ini sangat tinggi. Apalagi bagi generasi muda yang baru mulai mandiri secara finansial, mereka mungkin belum punya pengalaman cukup untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Selain itu, gaya hidup cashless juga bisa memunculkan masalah privasi dan keamanan data. Setiap transaksi digital meninggalkan jejak yang bisa dilacak. Data ini, jika jatuh ke tangan yang salah, bisa disalahgunakan untuk tujuan penipuan atau pemasaran yang invasif. Meskipun teknologi terus berkembang untuk melindungi data, risiko kebocoran selalu ada, dan ini menjadi kekhawatiran yang valid di era digital.