Setelah pandemi Covid-19 mengalami penurunan, masyarakat dunia kembali dikejutkan dengan munculnya varian-varian baru Covid-19 pada akhir 2023. Peningkatan drastis jumlah kasus positif Covid-19 sudah tercatat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Dua varian baru Covid-19 yang terutama berkontribusi terhadap peningkatan kasus ini disebut EG.2 dan EG.5.
Mengenai gejala yang muncul akibat infeksi varian Epsilon Gamma, nampaknya mirip dengan gejala umum COVID-19. Namun, terdapat beberapa gejala yang lebih sering dilaporkan oleh pasien yang terinfeksi varian ini, seperti sakit kepala, gejala alergi seperti bersin dan hidung tersumbat, demam atau meriang, batuk baik kering maupun berdahak, sesak napas, kelelahan yang berlebihan dan berkelanjutan, badan dan otot yang pegal, sakit tenggorokan, hidung berlendir, mual dan muntah, diare, serta kehilangan penciuman dan pengecapan, walaupun terjadi secara jarang.
Perkembangan varian baru ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam dalam hal penyakit yang disebabkan oleh Covid-19. Varian-varian baru Covid-19 dapat menimbulkan dampak kesehatan yang lebih serius karena beberapa gejala tambahan yang dilaporkan pasien yang terinfeksi varian ini. Sakit kepala, gejala alergi, atau sesak napas adalah gejala yang dianggap merugikan karena bisa menyerupai gejala penyakit lain yang membuat diagnosis varian baru Covid-19 menjadi sulit.
Kehadiran Covid varian baru ini menunjukkan bahwa pandemi masih belum berakhir dan tetap menjadi ancaman yang signifikan bagi kesehatan masyarakat dunia. WHO dan para ahli kesehatan mengingatkan pentingnya langkah-langkah pencegahan seperti vaksinasi, menjaga jarak fisik, mencuci tangan secara teratur, serta menggunakan masker. Upaya ini dinilai masih menjadi kunci untuk memperlambat penyebaran virus, termasuk varian-varian baru Covid-19.