Tampang

Cancel Culture: Efek Jera atau Justru Menghancurkan Reputasi?

12 Feb 2025 19:49 wib. 40
0 0
Cancel Culture

Sejarah mencatat, banyak figur publik yang pernah menjadi korban cancel culture. Ada yang terpuruk dan menghilang dari sorotan publik, sementara yang lainnya perlahan bangkit dan diterima kembali beberapa tahun kemudian. Pertanyaannya, apakah Abidzar atau Gus Miftah akan mampu bangkit kembali? Itu masih menjadi misteri.

Berkaca dari fenomena serupa di Korea Selatan, cancel culture di negara tersebut sering kali mendorong tekanan massal dari publik yang berdampak signifikan pada kehidupan pribadi dan karier para selebriti. Ketika seorang public figure melanggar norma, masyarakat dengan cepat bersatu padu memboikot mereka. Peran pemerintah serta sektor swasta pun tidak kalah signifikan, dengan menarik iklan dan menjatuhkan sanksi bagi para pelanggar.

Contoh kasus yang mencolok adalah Lee Sun Kyun, aktor film "Parasite" yang menjadi sorotan setelah dituduh terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Meskipun tuduhan tersebut masih dalam penyelidikan dan hasil lab-nya negatif, kariernya hancur seketika akibat tindakan cancel culture. Kontrak kerjanya dibatalkan, serta skandal yang mengakibatkan depresi hingga keputusannya untuk mengakhiri hidup.

Sementara itu, Park Yoo Chun, mantan anggota TVXQ dan JYJ, juga merasakan dampaknya setelah terlibat dalam skandal dengan mantan tunangannya. Statusnya di industri hiburan terancam dan semua proyek serta kontrak iklan yang dimilikinya dibatalkan. Meskipun ia mencoba untuk bangkit, publik Korea Selatan tetap menolak untuk memaafkannya.

Cancel culture juga memiliki efek yang luas dan berpotensi merugikan, terutama dalam konteks mental health. Menghadapi hujatan dan tekanan, ada resiko munculnya gangguan kecemasan hingga depresi. Banyak yang merasa terisolasi dan terasing akibat perundungan yang terjadi di media sosial. Ketika seorang public figure menjadi target, mereka tidak hanya kehilangan dukungan dari penggemar, tetapi juga mengalami dampak finansial yang memengaruhi karier mereka secara keseluruhan.

Bagi pengusaha, cancel culture berisiko mendatangkan ulasan negatif dan rating rendah, yang pada akhirnya berpotensi menutup usaha mereka. Sementara untuk individu biasa, ada risiko menjadi korban doxing, di mana informasi pribadi mereka disebarluaskan secara online, berpotensi membahayakan keselamatan dan privasi mereka. Sayangnya, pelaku doxing dapat dijerat oleh Undang-Undang ITE, namun banyak yang masih melakukannya dengan sembarangan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?