Menurut Caca, kesalahan dalam mengekspresikan emosi bisa berujung pada overthinking, terutama pada para ibu. “Kekhawatiran itu biasanya muncul di malam hari. Kita jadi mikir, ‘Tadi aku marah, itu melukai anak enggak, ya? Akan jadi trauma sampai besar enggak, ya?’” ucapnya. Pikiran-pikiran semacam ini bisa mengganggu kualitas tidur, memengaruhi kesehatan mental, bahkan merusak kualitas pengasuhan.
Ibu Tidak Harus Sempurna
Caca juga menekankan bahwa menjadi ibu tidak berarti harus selalu tampil sempurna. Justru, penting bagi anak untuk melihat bahwa orang dewasa juga memiliki emosi yang beragam. “Anak perlu tahu bahwa tidak apa-apa merasa sedih, marah, atau kecewa. Yang penting adalah bagaimana kita merespons emosi itu,” tambahnya.
Menunjukkan cara sehat dalam mengelola emosi menjadi pembelajaran langsung yang bisa ditiru anak. Ini adalah bagian dari membangun kecerdasan emosional sejak dini—bekal penting untuk masa depan mereka.