Industri alas kaki di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang menyebabkan pertumbuhannya stagnan, sementara konsumsi masyarakat terhadap produk alas kaki juga mengalami penurunan yang signifikan. Penutupan pabrik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menjadi contoh puncak dari masalah yang dihadapi sektor ini.
Sebelum BATA, beberapa pabrik sepatu juga telah menutup operasi atau merelokasi pabrik mereka dalam upaya untuk mengurangi beban biaya produksi. Direktur Utama PT Panarub Industry, Budiarto Tjandra, menyampaikan kepada CNBC Indonesia bahwa perlambatan ekonomi global menjadi salah satu faktor penyebab penutupan pabrik-pabrik sepatu tersebut. PT Dean Shoes di Karawang, Jawa Barat, misalnya, telah melakukan pemangkasan sebanyak 2.538 karyawan dengan alasan efisiensi perusahaan.
Tjandra juga mengungkapkan bahwa situasi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih, terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, telah berdampak negatif terhadap industri alas kaki Indonesia yang mayoritas produknya diekspor ke dua wilayah tersebut. Data dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) juga menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat pada tahun 2022 dan 2023 karena adanya inflasi yang tinggi, suku bunga yang ketat, dan kondisi politik global seperti perang Rusia-Ukraina.