Protein bukan sekadar bahan bakar bagi otot; ia memainkan peran yang sangat vital dalam berbagai proses biologis di dalam tubuh manusia. Protein membantu dalam memperbaiki jaringan, menjaga kesehatan sistem imun, dan mendukung keseimbangan hormon. Dengan demikian, memastikan asupan protein yang cukup dalam diet sehari-hari adalah kunci untuk mencapai pola makan yang sehat.
Seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya protein dalam diet, banyak orang mulai bertanya-tanya tentang whey protein. Ini adalah pilihan sumber protein berkualitas tinggi yang secara khusus menjadi perhatian bagi mereka yang menjalani program kebugaran, di mana asupan tinggi protein diperlukan, maupun bagi individu yang sedang dalam proses pemulihan setelah sakit. Untuk sepenuhnya memahami manfaat whey protein, kita perlu melacak asal-usul, proses produksinya, serta cara kerjanya di dalam tubuh.
1. Whey protein berasal dari proses pembuatan keju
Whey protein terbentuk saat susu sapi diproses menjadi keju. Dalam proses ini, susu yang sebelumnya berisi dua jenis protein utama, yaitu kasein dan whey, mengalami pemisahan. Kasein akan menggumpal dan membentuk padatan, sedangkan whey tetap berada dalam keadaan cair. Awalnya, cairan whey dianggap sebagai limbah, tetapi seiring penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa kandungan protein dalam whey sangat tinggi dan bermanfaat.
Selanjutnya, whey melalui proses penyaringan untuk menghilangkan lemak, air, dan laktosa. Proses ini menghasilkan bubuk protein dengan konsentrasi tinggi yang sering digunakan dalam produk nutrisi masa kini. Rasa alami dari whey protein umumnya hambar dan sedikit asam, sehingga produsen sering menambahkan perisa untuk meningkatkan citarasa. Sebagai sumber protein hewani, whey dikenal sangat cepat dicerna dan diserap oleh tubuh, menjadikannya pilihan ideal bagi banyak orang.