3. Menjadikan membaca sebagai kegiatan interaktif merupakan hal yang penting.
Roosie menekankan bahwa membaca tidak seharusnya dilakukan dalam suasana yang kaku. Aktivitas tanya jawab dan interaksi selama sesi membaca nyaring dapat menjaga minat anak tetap tinggi. Selain itu, variasikan intonasi dan ekspresi saat membacakan cerita agar cerita menjadi lebih hidup. "Membacakan cerita kepada anak harus bersifat interaktif. Saat membaca, ajak anak untuk berkomentar atau bertanya tentang cerita yang dibacakan," paparnya.
4. Fokus pada proses membaca, bukan sekadar keinginan untuk menyelesaikan buku, adalah aspek yang jangan dilupakan.
Orangtua sebaiknya menikmati setiap momen selama membaca bersama anak. Jika anak mengajukan pertanyaan, gunakan kesempatan itu untuk menjawab rasa ingin tahu mereka. Proses membaca yang aktif akan memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan dan penuh makna. "Membaca bersama anak bukan hanya soal menyelesaikan buku, melainkan menikmati proses dan interaksi yang menyertainya," jelas Roosie.
5. Suasana hati orangtua saat membaca juga memegang peranan penting.
Jika orangtua berada dalam kondisi emosional yang baik dan fokus sepenuhnya pada anak, maka pengalaman membaca akan jauh lebih berkesan. Roosie menjelaskan, "Suasana hati orangtua yang baik saat membacakan cerita sangat berpengaruh pada pengalaman anak. Orangtua harus hadir secara emosional dan tidak hanya secara fisik." Dengan pendekatan ini, membaca bersama anak bisa menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu setiap hari, bukanlah beban atau kewajiban yang membosankan.