2. Credit limit tinggi tapi utang menumpuk
Memiliki kartu kredit dengan limit yang tinggi memberi rasa nyaman bagi banyak orang, karena seolah-olah mereka memiliki akses ke 'uang tambahan'. Namun, ketidakstabilan ini dapat menjadi masalah serius jika tidak dikelola dengan baik. Bunga bulanan kartu kredit bisa mencapai 2-3%, yang berarti bisa mengakumulasi hingga 30% per tahun. Jika kamu hanya membayar minimum setiap bulannya, utangmu bisa semakin membengkak dan membuat keadaan finansial semakin parah.
3. Punya banyak aset tapi likuiditas rendah
Sering kali, orang merasa kaya karena memiliki rumah, kendaraan, atau investasi properti. Namun, banyak dari aset ini tidak mudah dijadikan uang tunai. Ketika ada kebutuhan mendesak, seperti perawatan medis atau uang pendidikan yang tiba-tiba diperlukan, properti yang dimiliki bisa sulit untuk dijual dengan cepat. Proses penjualan aset ini biasanya memakan waktu, serta potensial untuk dijual di bawah harga pasar, yang justru menjadi kerugian bagi pemiliknya. Oleh karena itu, memiliki kekayaan bukan hanya sekadar memiliki aset, tetapi juga penting untuk memiliki likuiditas yang cukup.
4. Investasi trending tapi gak paham risikonya
Pasar investasi seperti saham, cryptocurrency, atau reksa dana memang dapat memberikan keuntungan yang signifikan saat nilainya meningkat. Namun, banyak investor terjebak dalam kebangkitan harga tanpa memahami risiko yang menyertainya. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) kerap membuat orang-orang berinvestasi tanpa sepengetahuan yang memadai, hingga berpotensi kehilangan investasi mereka dalam waktu singkat. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari instrumen investasi dengan cermat dan melakukan diversifikasi portofolio untuk menghindari ketergantungan pada satu sumber saja.