Namun, data yang menarik perhatian adalah penurunan signifikan dalam transaksi menggunakan kartu ATM/D yang turun sebesar 12,49% (yoy), mencapai angka sebesar Rp619,19 triliun. Sementara itu, transaksi menggunakan kartu kredit tetap menunjukkan pertumbuhan yang solid, meningkat sebesar 11,67% (yoy) hingga mencapai Rp34,39 triliun.
Pertumbuhan yang pesat dalam transaksi pembayaran digital, yang diwakili oleh QRIS, telah menghadirkan pergeseran yang signifikan dalam perilaku konsumen dan pedagang. Penggunaan uang tunai dan transaksi menggunakan kartu ATM/D mulai tergusur oleh semakin populer dan mudahnya transaksi menggunakan QRIS. Hal ini juga menandai semakin meluasnya penerimaan terhadap transaksi digital di tengah masyarakat.
Peningkatan pertumbuhan transaksi digital, terutama melalui QRIS, mengindikasikan bahwa platform digital menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi sehari-hari. Hal ini sejalan dengan tren global di mana masyarakat semakin terbiasa dengan gaya hidup digital yang memudahkan mereka dalam melakukan berbagai transaksi, mulai dari pembelian barang dan jasa hingga pembayaran tagihan.
Diperkirakan bahwa tren ini akan terus berlanjut seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan pergeseran perilaku konsumen yang cenderung lebih memilih transaksi yang mudah, cepat, dan aman. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah dan pelaku industri perbankan perlu terus berinovasi dalam menghadirkan layanan finansial yang sesuai dengan perkembangan zaman.