Peningkatan pertumbuhan transaksi digital, terutama melalui QRIS, mengindikasikan bahwa platform digital menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi sehari-hari. Hal ini sejalan dengan tren global di mana masyarakat semakin terbiasa dengan gaya hidup digital yang memudahkan mereka dalam melakukan berbagai transaksi, mulai dari pembelian barang dan jasa hingga pembayaran tagihan.
Diperkirakan bahwa tren ini akan terus berlanjut seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan pergeseran perilaku konsumen yang cenderung lebih memilih transaksi yang mudah, cepat, dan aman. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah dan pelaku industri perbankan perlu terus berinovasi dalam menghadirkan layanan finansial yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan bahwa perkembangan transaksi digital yang berkelanjutan akan memberikan dampak pada kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, regulator dan pelaku industri perbankan perlu untuk terus memonitor dan mengantisipasi perkembangan tersebut agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam ekosistem pembayaran.
Di tengah perkembangan transaksi digital yang pesat, penting untuk memastikan bahwa infrastruktur pembayaran digital terus ditingkatkan, termasuk keamanan, kecepatan, dan ketersediaan layanan. Hal ini akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa masyarakat dan pelaku usaha dapat terus menerima manfaat dari transisi ke pembayaran digital, sambil juga menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
Sejalan dengan pertumbuhan transaksi digital yang sangat positif, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk asosiasi perbankan, fintech, pedagang, dan pemerintah, untuk memastikan bahwa pembangunan ekosistem pembayaran digital dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah ini juga merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan inklusi keuangan yang merata dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.