McDonald's Australia dan banyak pengecer lainnya tengah mengelola pasokan telur dengan hati-hati karena tantangan yang dihadapi oleh industri telur saat ini. Mereka menyatakan melalui halaman Facebooknya, "(Kami) bekerja keras dengan para petani dan pemasok telur di Australia untuk mengembalikan pasokan ke kondisi normal sesegera mungkin."
Selain McDonald's, supermarket-supermarket juga sudah melaporkan adanya pembatasan pembelian telur. Coles dan Woolworths, dua raksasa ritel Australia, telah memberlakukan pembatasan jumlah karton telur yang dapat dibeli dalam satu transaksi di sebagian besar negara bagian. Konsumen diperkirakan akan kesulitan mendapatkan telur dalam jangka pendek. Pemerintah Australia juga telah mengumumkan bahwa pasokan telur akan dialihkan ke daerah-daerah yang mengalami kekurangan terbesar.
Meskipun telur sedang langka, pemerintah mengklaim bahwa hal ini tidak memiliki dampak terhadap pasokan daging ayam saat ini. Rowan McMonnies, direktur pelaksana kelompok industri Australian Eggs, menyatakan dampak buruk flu burung ini merasakan di seluruh industri unggas.
Food Standards Australia Selandia Baru juga menegaskan bahwa saat ini tidak ada bukti bahwa orang dapat tertular virus melalui makanan yang disiapkan dengan benar. Mereka menyatakan, "Influenza burung (flu burung) bukan merupakan masalah keamanan pangan dan aman untuk mengonsumsi daging ayam, telur, dan produk telur yang ditangani dan dimasak dengan benar."
Semua pernyataan ini memberikan gambaran tentang situasi ketersediaan telur dan dampak dari flu burung di Australia. Situasi ini membutuhkan perhatian lebih serius karena telur merupakan bahan makanan dasar yang sangat penting dalam banyak hidangan dan resep.