Menurut Jasmin, Direktur Distribution and Institutional Funding BTN, BTN juga berusaha untuk menjaga risiko konsentrasi likuiditas tidak lebih dari 25% dari total DPK.
Data terbaru menunjukkan bahwa DPK BTN per kuartal I-2024 tumbuh 11,9% menjadi Rp357,7 triliun, dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp 319,6 triliun.
Jasmin juga menyatakan bahwa per Maret 2024, DPK di segmen wholesale tumbuh sekitar 12% sementara retail tumbuh sekitar 8%. Hal ini sejalan dengan strategi BTN untuk fokus ke CASA guna menurunkan COF. Porsi DPK Wholesale/lembaga BTN sekitar 80% dan DPK retail sekitar 20%.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Lani Darmawan, mengungkapkan bahwa DPK yang berasal dari wholesale hanya sekitar 34% dari total DPK. Sisanya berasal dari ritel dan UKM.
Lani menyatakan bahwa dari sisi risiko, hal ini lebih dapat dikelola dengan baik karena faktor risiko run off lebih kecil.
"CIMB juga menargetkan pertumbuhan positif dari seluruh bisnis tetapi lebih banyak ke ritel dan UKM untuk likuiditas yang lebih stabil," tambahnya.