Penelitian menunjukkan bahwa sanksi ekonomi dapat menyebabkan dampak yang luas, tidak hanya pada elit politik tetapi juga pada populasi sipil. Sanksi yang dirancang untuk menekan pemerintah sering kali berdampak pada kehidupan sehari-hari warga biasa, seperti meningkatnya harga barang dan sulitnya akses terhadap kebutuhan dasar. Oleh karena itu, ada perdebatan baik di kalangan akademisi maupun praktisi hubungan internasional tentang efektivitas dan moralitas dari penggunaan sanksi sebagai alat diplomasi.
Tekanan ekonomi yang muncul dari sanksi juga memiliki dampak jangka panjang terhadap stabilitas dan hubungan antarnegara. Negara yang merasa tertekan akibat sanksi dapat menumbuhkan rasa permusuhan terhadap negara yang memberlakukan sanksi, menciptakan siklus konflik yang sulit dihentikan. Ini bisa berujung pada perlombaan senjata, ketidakstabilan regional, atau bahkan konflik bersenjata.
Sanksi juga menjadi alat yang sering digunakan dalam koordinasi multilateral. Misalnya, Dewan Keamanan PBB dapat menerapkan sanksi atas suatu negara meskipun dihadapkan pada tantangan dalam mencapai konsensus di antara anggotanya. Dalam konteks ini, sanksi dapat mencerminkan ketegangan dalam hubungan internasional, terutama ketika berbicara tentang perbedaan pandangan di antara kekuatan besar.