Rupiah di prediksi akan terus mengalami pelemahan nilai tukar dalam beberapa waktu ke depan. Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, rupiah berpotensi terdepresiasi pada kisaran Rp 16.160 hingga Rp 16.280 per dolar AS. Faktor yang menyebabkan pelemahan ini, salah satunya adalah perolehan suara Kamala Harris yang mulai mengungguli Donald Trump dalam beberapa polling.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.10 WIB, rupiah tercatat berada pada level Rp 16.223 per dolar AS, menandai kenaikan 9,50 poin atau sebesar 0,06%. Diperkirakan beberapa faktor lain yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah seperti hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) yang mencatatkan peningkatan incoming bids (penawaran masuk) serta potensi perdamaian di Gaza dan penurunan harga minyak dunia.