Lebih lanjut, Perry mengidentifikasi empat faktor yang diyakini akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah ke depannya. Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini; kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk Surat Berharga Negara (SBN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBBI). "Dengan koordinasi antara Kementerian Keuangan dan kami sejak Juni, aliran masuk SBN terus kami lakukan untuk menjaga stabilitas tukar ini," ungkap Perry.
Sementara itu, faktor ketiga adalah aspek fundamental perekonomian Indonesia yang stabil, tercermin dari inflasi yang terkendali serta pertumbuhan ekonomi yang positif. Selain itu, keempat adalah dukungan yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Dengan hal ini, BI yakin bahwa nilai tukar rupiah dapat terus mengalami penguatan di masa mendatang. "Keempat faktor tersebut mendorong kami untuk melihat penguatan nilai tukar rupiah karena penurunan FFR, investasi portofolio, faktor fundamental, dan langkah-langkah strategis yang kami lakukan," paparnya.