Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah pada semester II-2024 akan berada di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.200 per dolar AS. Hal ini dikemukakannya dalam penyampaian Pokok-pokok Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN ΤΑ 2024 di DPR pada Senin 8 Juli 2024. Menurutnya, pergerakan nilai tukar rupiah ini akan bergantung pada kebijakan Fed Fund Rate (FFR). Adapun, kurs rupiah terhadap dolar tersebut telah melampaui asumsi makro 2024 yang sebesar Rp 15.000 per dolar AS.
Pada semester I-2024, nilai tukar rupiah telah melampaui Rp 15.000 per dolar AS, tepatnya mencapai Rp 15.901 per dolar AS. Sri Mulyani juga menyatakan bahwa proyeksi tersebut didasarkan pada asumsi kebijakan moneter Amerika Serikat, yang akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah secara global.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa bank sentral berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah ke depannya. BI bahkan berencana untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tetap kuat, dengan target di bawah Rp 16.000 per dolar AS. Perry menyatakan, "Kami memproyeksikan rupiah akan tetap stabil ke depan dan kami akan terus berupaya untuk memperkuatnya, dengan target di kisaran Rp 15.700 hingga Rp 16.100 per dolar AS yang akan terus kami lakukan lebih lanjut."