Jika tren ini tidak segera diatasi, Indonesia menghadapi tiga risiko besar: proyek infrastruktur tertunda, biaya melonjak, dan potensi kecelakaan konstruksi meningkat. Semua ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi sekaligus merusak citra negara di mata investor.
Kesimpulannya, Indonesia berada di titik kritis. Ambisi proyek bawah tanah bisa menjadi kebanggaan atau malapetaka, tergantung seberapa cepat negara menyiapkan para insinyur tunneling. Tanpa langkah nyata, modernisasi bisa berubah menjadi risiko besar yang membayangi kemajuan.
Saatnya pemerintah, universitas, dan sektor swasta bersinergi untuk menyiapkan generasi insinyur tunnel yang kompeten. Karena di era pembangunan megaprojek ini, kemampuan menggali tanah harus diimbangi dengan kemampuan menggali potensi manusia. Tanpa itu, modernisasi hanya akan menjadi lubang yang tidak ada dasarnya.