Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim, menyatakan bahwa kenaikan HET saat ini sedang dalam proses perhitungan dan menunggu persetujuan dari Kementerian dan lembaga terkait lainnya. Proses kenaikan HET melibatkan pengolahan, pembentukan harga, pemasaran, dan logistik. Dia menuturkan bahwa pihaknya masih akan melakukan rapat bersama dalam minggu tersebut, di Jakarta Timur, pada Selasa, 28 Mei 2024.
Isy mengungkapkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan beberapa komponen dalam proses kenaikan HET, seperti dampak kenaikan harga terhadap inflasi dan daya beli. Selain itu, ongkos produksi juga menjadi salah satu pertimbangan agar para pelaku usaha dapat mendapatkan keuntungan yang wajar. Dia berharap bahwa kenaikan HET Minyakita tidak akan memberatkan, karena hal tersebut membutuhkan perhitungan yang cermat.
Saat ini, banyak pedagang yang menjual Minyakita di atas HET, dan hal ini juga diakui oleh Isy. Dia menyebutkan bahwa rata-rata harga Minyakita di tingkat nasional saat itu adalah Rp 15.000 per liter.
Meskipun Zulhas mengusulkan kenaikan harga MinyaKita, banyak pihak yang masih mempertanyakan kebijakan tersebut. Beberapa kalangan mengkhawatirkan bahwa kenaikan harga tersebut akan memberatkan masyarakat, terutama di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi COVID-19. Namun, di sisi lain, ada juga pihak yang berpendapat bahwa kenaikan harga tersebut merupakan langkah yang diperlukan mengingat kondisi pasar dan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi nilai tukar Rupiah.