Tampang

Menyulam Keadilan Ekonomi: Mengurai Ketimpangan Struktural dan Distribusi Pendapatan di Indonesia

11 Okt 2025 06:19 wib. 30
0 0
Menyulam Keadilan Ekonomi: Mengurai Ketimpangan Struktural dan Distribusi Pendapatan di Indonesia

Seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil dalam beberapa dekade terakhir, muncul paradoks: kemiskinan menurun, PDB meningkat, tetapi ketimpangan pendapatan tetap besar dan bahkan melebar di beberapa periode. Distribusi pendapatan yang tidak merata dan ketimpangan struktur sosial-ekonomi bukan hanya masalah moral, tetapi juga ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan potensi pembangunan berkelanjutan.

Ketimpangan struktural mencakup penyebab-penyebab yang sifatnya mendalam: akses pendidikan yang berbeda, perbedaan pembangunan antar wilayah, struktur ekonomi yang tidak seimbang (misalnya antara sektor pertanian, industri, jasa), dan kelemahan sistem sosial dan kebijakan publik dalam mendistribusikan manfaat pertumbuhan.

Kondisi Distribusi Pendapatan & Ketimpangan di Indonesia

  • Angka Gini (rasio kesenjangan pendapatan) di Indonesia menunjukkan sedikit kenaikan dari 0,379 pada Maret 2024 menjadi ~0,381 pada September 2024.
  • Tingkat ketimpangan di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di pedesaan; misalnya di perkotaan rasio Gini ~0,402, sementara di perdesaan sekitar ~0,308 pada periode yang sama.
  • Penurunan angka kemiskinan tampak signifikan, namun manfaat pertumbuhan ekonomi tidak dirasakan merata: lapisan masyarakat menengah kehilangan sebagian posisi, sedangkan kelompok rentan masih banyak yang hanya sedikit di atas garis kemiskinan.

Penyebab Ketimpangan Struktural

  1. Transformasi Ekonomi yang Tidak Merata
    • Perpindahan tenaga kerja dan aktivitas ekonomi dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa memang meningkatkan produktivitas dan nilai tambah. Namun, jika sektor agraris tidak diobati dengan bantuan teknologi atau dukungan infrastruktur, banyak petani dan pekerja di desa tertinggal.
  2. Keterbukaan Ekonomi & Pertumbuhan Ekspor-Impor
    • Keterbukaan perdagangan memang dapat menurunkan ketimpangan dalam beberapa kasus, tetapi efeknya berbeda antar daerah. FDI (Foreign Direct Investment) dan eksport komoditas kadang memperkaya wilayah dengan sumber daya alam atau industri besar, sementara daerah lain tidak mendapat manfaat sama.
  3. Perbedaan Pengembangan Wilayah
    • Pembangunan infrastruktur, akses ke layanan pendidikan dan kesehatan, kesempatan kerja di daerah terpencil masih minim. Wilayah seperti Jawa dan kota besar berkembang lebih cepat dibanding daerah terpencil di luar Jawa.
  4. Upah Minimum Provinsi dan Kebijakan Pemerintah
    • Studi menunjukkan bahwa variabel upah minimum provinsi memiliki pengaruh negatif terhadap ketimpangan artinya semakin tinggi upah minimum yang adil, ketimpangan cenderung turun. Namun, implementasi dan kepatuhan masih menjadi tantangan.
  5. Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
    • Perbedaan kualitas pendidikan antara wilayah dan antara kelompok kaya-miskin memperkuat kesenjangan. Orang dari latar belakang kurang mampu sering kali memiliki akses terbatas ke pendidikan tinggi dan keterampilan yang dibutuhkan sektor industri atau jasa berproduktif tinggi.
<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?