Tampang

Luhut Pandjaitan: Potensi Starlink untuk Indonesia dan Perdebatan Kontroversial

7 Jun 2024 10:42 wib. 261
0 0
Konferensi Pers Pertemuan Tingkat Menteri World Water Forum
Sumber foto: Goggle

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pandangannya terkait kehadiran layanan internet cepat Starlink di Indonesia. Dia menganggap bahwa dengan hadirnya Starlink, Indonesia tidak lagi perlu berinvestasi dalam membangun menara tower internet Base Transceiver Station (BTS).

Dalam sebuah acara virtual yang diselenggarakan pada tanggal 4 Juni, Luhut mengatakan bahwa kehadiran Starlink telah membawa dampak positif pada layanan kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh layanan internet, juga dikenal sebagai "blank spot", kini dapat terjangkau dengan adanya Starlink.

Pernyataan Luhut ini juga menyiratkan bahwa dengan kemungkinan terkuranginya wilayah blank spot, komunikasi dan layanan kesehatan serta pendidikan di daerah-daerah terpencil akan semakin membaik. Bahkan, ia menyebutkan bahwa biaya yang diperlukan untuk layanan kesehatan dapat menjadi lebih murah menggunakan Starlink daripada menggunakan jasa telekomunikasi lain. Dengan adanya Starlink, layanan kesehatan di daerah terpencil juga dapat mendapatkan saran dan masukan dari dokter yang berada di pusat pelayanan kesehatan di Jakarta.

Selain itu, Luhut menegaskan bahwa kehadiran Starlink juga dimaksudkan untuk memberikan akses yang sama bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk dalam mengakses layanan internet. Namun, kedatangan Starlink juga menimbulkan kontroversi terkait isu keamanan. Aerospace engineer dan praktisi teknologi kedirgantaraan, Dr. Dipl. Ing. Lilly S. Wasitova, menyatakan bahwa India masih menolak kehadiran Starlink di negaranya dengan alasan keamanan dan kedaulatan.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%