Kesenjangan gender di tempat kerja adalah isu yang telah lama diperbincangkan. Meskipun ada kemajuan dalam beberapa dekade terakhir, masih banyak yang perlu dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender di dunia kerja. Artikel ini akan membahas realita kesenjangan gender, faktor-faktor penyebabnya, serta harapan dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
Realita Kesenjangan Gender di Tempat Kerja
Kesenjangan gender di tempat kerja tercermin dalam berbagai bentuk, seperti perbedaan upah, kurangnya representasi perempuan di posisi manajerial dan eksekutif, serta diskriminasi dalam perekrutan dan promosi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata upah perempuan di Indonesia hanya sekitar 77% dari rata-rata upah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada perbedaan yang signifikan antara penghasilan laki-laki dan perempuan meskipun mereka memiliki kualifikasi yang sama.
Kurangnya representasi perempuan di posisi manajerial juga menjadi masalah yang mencolok. Studi menunjukkan bahwa hanya sekitar 30% dari posisi manajerial di Indonesia dipegang oleh perempuan. Ketika naik ke tingkat eksekutif, angkanya semakin mengecil. Fenomena ini dikenal dengan istilah "glass ceiling" atau langit-langit kaca, yang menggambarkan hambatan tidak terlihat yang menghalangi perempuan mencapai posisi puncak dalam organisasi.