Munculnya media sosial telah menciptakan gelombang baru yang memiliki kekuatan luar biasa untuk menggerakkan pasar saham. Dari cuitan singkat seorang influencer hingga viralitas sebuah meme, platform digital kini bisa menjadi pemicu fluktuasi harga saham, bahkan mengalahkan analisis fundamental.
Kekuatan Komunikasi Cepat dan Sentimen Publik
Inti dari pengaruh media sosial pada harga saham terletak pada kecepatannya dalam menyebarkan informasi dan membentuk sentimen publik. Berita atau rumor, baik itu valid maupun tidak, dapat menyebar ke jutaan orang dalam hitungan detik melalui platform seperti X (Twitter), Reddit, atau bahkan grup WhatsApp. Jika sebuah kabar, misalnya tentang produk baru yang revolusioner atau skandal manajemen, menjadi viral, sentimen positif atau negatif akan terbentuk dengan cepat.
Sentimen inilah yang memicu reaksi pasar secara massal. Saat sentimen positif mendominasi, banyak investor retail, yang sering disebut investor kecil, akan berbondong-bondong membeli saham, menciptakan permintaan artifisial yang menaikkan harga. Sebaliknya, saat sentimen negatif meluas, kepanikan bisa memicu aksi jual besar-besaran, yang menyebabkan harga saham anjlok drastis. Fenomena ini menunjukkan bahwa pasar tidak lagi hanya rasional, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh emosi kolektif yang dipicu oleh media sosial.
Stock Tipping dan Influencer Marketing
Stock tipping atau pemberian rekomendasi saham di media sosial menjadi fenomena yang lazim. Banyak influencer finansial atau finfluencer dengan ribuan hingga jutaan pengikut, memberikan saran tentang saham mana yang harus dibeli atau dijual. Meskipun sebagian dari mereka memberikan analisis yang baik, banyak juga yang kurang memiliki kredibilitas atau bahkan memiliki motif tersembunyi. Ketika seorang finfluencer merekomendasikan sebuah saham, para pengikutnya yang loyal bisa langsung membeli saham tersebut, menciptakan lonjakan permintaan.